Zero waste dengan budidaya maggot

Peserta Penyuluhan dari 41 sekolah calon adiwiyata kota Surabaya

Dalam rangka meningkatkan wawasan siswa terhadap linkungan hidup, Selasa (23/3) SD Islam Al Azhar Kelapa Gading Surabaya berkesempatan mengikuti penyuluhan kader adiwiyata. Penyuluhan ini diselenggarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup kota Surabaya yang bekerjasama dengan RT 02 RW 03 Kelurahan Jambangan Surabaya yang dipandu oleh bapak ketua RT 02 RW 3 bapak Supriono. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh sekolah calon adiwiyata tingkat kota Surabaya. Sebanyak 41 sekolah di Surabaya yang turut serta menjadi peserta penyuluhan. Masing – masing sekolah mengirimkan dua siswa dan datu guru untuk mewakili sekolah.

RT 02 RW 03 Kelurahan Jambangan kota Surabaya merupakan keluarahan yang memenangkan lomba lingkungan sehat dan telah menjadi RT pencontohan dalam bidang pengolahan lingkungan serta menjadi RT dengan sarana edukasi lingkungan yang sangat baik. Sering kali mahasiswa PPL maupun sekolah menjadikan RT 02 RW 03 sebagai Media Edukasi terkait lingkungan.

Sasaran penyuluhan kali ini adalah sekolah – sekolah calon adiwoyata kota dimana sekolah – sekolah tersebut mengintegrasikan lingkungan hidup terutama tentang pengolahan sampah pada pembelajaran. Dua siswa kelas 5 dan dan satu  guru, Samia Tyas Apriliani dari kelas 5C dan nadzifa Zahira dari kelas 5B  adalah siswa sebagai perwakilan dari SDI Al Azhar Kelapa Gading Surabaya yang didampingi oleh ibu Uswatun Nazilah, S.Pd. Penyuluhan dilaksanakan dengan sistem daring dengan aplikasi zoom. Dipandu oleh ibu dyan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Penyuluhan kali ini mengusung  tiga matari sekaligus. Yaitu upaya zero waste dengan budidaya maggot, budidaya ikan lele di lahan sempit, dan pembuatan panel surya sederhana untuk pembelajaran.

Diawali dengan pembukaan oleh pimpinan Dinas Lingkungan hidup, kemudian dilanjutkan penyuluhan dengan materi pertama dengan system reportase. Di lokasi taman Smart RT 02 RW 03 Keluragan Jambangan bu Dyah memperkenalkan Pak Supriono kepada peserta sekaligus sebagai pemateri dalam penyuluhan ini. Pak Suspriono menyampaikan materi terkait dengan maggot, mulai dari telur, sampai pemanenan, cara merawat Maggot dan mafaat maggot bagi sampah serta mengapa Maggot dijadikan salah satu alternative untuk mengurangi sampah basah.

Lalat tentara hitam / black soldier fly (Hermetia illucens)

Pak Supriono menjelaskan bahwa maggot yang merupakan larva lalat Black Soldier Fly (BSF) memang sangat istimewa. budidaya larva maggot atau Black Soldier Fly penting dilakukan sebagai solusi untuk menguraikan sampah organic / sampah basah.  Black Soldier Fly atau selanjutnya disingkat BSF adalah salah satu animalia dari kelas insekta. Daur hidup BSF dimulai dari perkawinan BSF jantan dan betina. Dua hingga tiga hari setelah kawin, betina akan bertelur. Betina akan mati setelah bertelur dan jantan mati setelah kawin. elur BSF menetas sebanyak 500-900 telur/cluster dalam jangka waktu tiga sampai empat hari. Telur tersebut menjadi bayi larva yang memiliki ukuran kurang dari 1mm. Pada usia 0-18/21 hari bayi larva yang telah membesar menjadi larva dewasa dengan ciri-ciri berwarna putih kecoklatan, larva besar kemudian menjadi prepupa dengan warna hitam dan tidak makan. Pada siklus ini, prepupa mulai memanjat dari media untuk mencari tempat kering. Prepupa yang telah memasuki tujuh hari akan masuk pada fase pupa. Pada fase ini, pupa sudah tidak bergerak diam rata-rata tujuh hari sampai satu bulan sampai menetas.

Manfaat larva BSF (maggot) diantaranya menguraikan sampah. Keunggulan budidaya larva maggot adalah aman bagi manusia (tidak menimbulkan wabah penyakit), pertumbuhan yang cepat, bersih, perawatan mudah, biaya produksi murah, bisa diproduksi di lahan yang sempit, dan tidak berbau.

prepupa maggot

Pak supriono menjelaskan bahwa saat masih menjadi larva kecil pak supriono menggunakan pisang untuk porses pertumbuhannya. larva BSF besar atau maggot dapat menghabiskan sampah basah sebanyak 25 kg perhari dan tidak perlu tempat yang luas dalam pembudidayaannya.

Berawal dari bantuan maggot dari dinas kota Surabaya saat mengikuti lomba lingkungan sehat, Pak Suprono mendapatkan satu entong maggot dan sekarang sudah menjadi banyak serta dapat memasok beberapa RW yang juga akan melakukan budidaya maggot.

Budidaya maggot juga dapat dilakukan secara alami. Yaitu dengan cara memancing lalat BSF dengan potongan buah nanas dan biotong tetes. Tahap selanjutnya adalah pembuatan kandang. Kandang dibuat di sebelah kandang ayam dengan menggunakan kerangka (bendrat, kawat, kayu) yang ditutupi oleh jarring lembut (kelambu), karena tidak adanya kandang ayam di RT 02 RW 03, Pak supriono bekerja sama dengan RT 01 yang mempunyai lahan kandang ayam. Dibeberapa bagian kelambu, Daun pisang, biotong pemancing dapat juga menggunakan tetes tebu, tempat minum, rak tempat pre pupa, dan tempat bertelur harus ada dalam kandang. dipasangnya kain – kain perca sebagai tempat bertelurnya BSF.

urasi perkawinan dapat ditambah dengan memasang lampu UV dengan panjang gelombang 400nm-700nm. Saat panen telur, tempat bertelur maggot dapat dibuat dari tumpukan lembaran kayu dengan celah-celah kecil di sela-selanya, telur dikumpulkan dan disimpan dalam penetasan. Tempat penetasan makanan diberi sedikit makanan (sampah) agar makanan tetap tersedia. Setelah telur menetas menjadi larva (maggot) kondisi ideal yang cocok bagi maggot yaitu suhu yang hangat berkisar 24oC hingga 30oC, lingkungan yang teduh, kandungan air dalam makanan berkisar 60-90%, makanan kaya protein dan karbohidrat serta ukuran partikel makanan kecil. Hal ini pak Supriono menggunakan pisang yang sudah matang.

Semua siklus hidup BSF dapat dimantaatkan oleh lingkungan. Larvanya dapat mengurai sampah dan pakan ikan sedangkan bangkai lalat yang sudah mati dapat digunakan sebagai pellet ikan.

Sampah apa yang bisa diurai oleh maggot? Pak supriono menjelaskan bahwa Sumber makanan Maggot adalah semua sampah basah. Antara lain; sampah dapur, sampah pasar berupa sayur dan buah, kotoran ternak, dan limbah pabrik berupa ampas tahu. Proses penguraian sampah akan semakin mudah dengan mencacah sampah terlebih dahulu. Asalkan pada saat pemberian sampah basah dipasrtikan sampahnya masih dalam kondisi tidak basah atau tidak berair, karena maggot menyukai daerah yang bersih dan kering. Sampah basah bukan berupa sampah yang sudah membusuk dan mengeluarkan air lindi. Jika Sampahnya berair maka akan membuat maggot ini mati. (kontributor Uswatun Nazilah, S.Pd.)

Saving Our Lovely Pets

Bu Silfi dan Bu Izza memandu acara di studio utama by zoom meeting

Kamis (18/3/21), Kegiatan puncak tema 7 benda, hewan dan tanaman di sekitarku menjadi kegiatan yang sangat dinantikan oleh anak-anak kelas 1 SDI Al – Azhar Kelapa Gading Surabaya. Puncak tema kali ini mengusung tema merawat dan memelihara hewan dengan topik Saving Our Lovely Pets”. Kegiatan Puncak tema kali ini bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya dan disiarkan live report dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Kegiatan ini juga disiarkan secara Live di Youtube SDI Alazka Surabaya.

Nah, Kegiatan Puncak tema 7 diawali dengan sambutan MC di studio alazka oleh Bu Silfi dan Bu Izza. Kemudian, menyanyi dan cek semangat anak-anak kelas 1. Tak lupa pula, kita semua berdoa agar kegiatan puncak tema berjalan dengan lancar. Kemudian dilanjutkan oleh bu lidia selaku reporter pada kegiatan puncak tema 7 ini.

Bu Lidia sebagai reporter di UWK bersama Bu dr. Lia

Bu Lidia menyambut anak anak di lokasi. Bu Lidia menemui dr. Lia sebagai salah satu narasumber pada puncak tema kali ini. dr. Lia memperkenalkan diri kepada anak-anak dan menyampaikan materi berkaitan dengan hewan-hewan apa saja sih yang boleh kita pelihara di rumah. Kemudian dr. Lia menjawab tidak semua hewan bisa dijadikan hewan peliharan tergantung jenis hewannya. Jika jenis hewan tersebut sedikit jenisnya maka hewan tersebut harus diletakkan di kebun binatang atau konservasi hewan untuk melindungi populasi hewan tersebut.

Bu Dr. Lia menjelaskan perihal cara merawat hewan peliharaan yang benar

Bu Lidia melanjutkan pertanyaan tentang bagaimana merawat hewan secara umum kepada dr. Lia. dr. Lia pun menuturkan bahwa hewan juga sama dengan kita,hewan harus diberi makan, diberi minum, membersihkan hewan tersebut dengan cara dimandikan, dan yang terakhir tidak lupa untuk membersihkan kandang hewan supaya tetap bersih dan terhindar dari penyakit.

Kembali ke studio alazka bersama Bu Silfi dan Bu Izza, anak anak kelas 1 diminta untuk menunjukkan hewan yang dipelihara di rumah. Adapun yang tidak mempunyai hewan periharaan di rumah tidak mengurangi semangat anak anak untuk tetap mengikuti kegiatan puncak tema. Anak-anak kelas 1 mempunyai hewan yang beraneka ragam seperti burung peking, love bird, ikan cupang, kucing, kelinci, kura-kura, dan monyet. dr. Lia dan Bu Lidia kaget karena ada yang membawa monyet, yang tidak biasa dibawa anak-anak pada saat dulu kegiatan puncak tema.

Nah, dipertengahan kegiatan puncak tema tentang materi yang ditunggu tunggu yaitu cara merawat dan memelihara hewan salah satunya kucing. Si kucing bernama bernama jerry. dr. Lia menjelaskan bagaimana cara memegang kucing, cara memegang kucing, cara merawat kucing dan memelihara kucing dan banyak sekali informasi yang disampaikan oleh dr. Lia pada kegiatan hari itu.

Anak – anak sangat antusias mengikuti acara

Nah, masuklah kita pada sesi tanya jawab. Pada hari sebelumnya anak-anak diminta mengajukan pertanyaan di kolom komentar Instagram SDI Alazka Surabaya dan pertanyaan yang terunik akan dipilih oleh dr. Lia. Banyak yang antusias ingin bertanya kepada dr. Lia pada saat itu. dr. Lia juga memilih banyak pertanyaan yang diajukan anak-anak kelas 1 di kolom Instagram SDI Alazka Surabaya. Salah satu pertanyaanya dari ananda Rajwa (1A) yang bertanya dengan dr. Lia, “saya punya kelinci namanya olivia biasanya olivia selalu riang kalau di ajak bermain tapi akhir ini olivia tidak seperti biasanya kenapa ya bu padahal sudah aku kasih makan seperti biasanya. jadi sedih deh liatnya. apa olivia sakit ya bu dan di kasih vitamin apa yaa”. Kemudian ada ananda Elisya (1C) bertanya “bu dokter, kebetulan elisya punya peliharan kura-kura, bagaimana ciri-ciri kura-kura akan bertelur karena perut kura-kura tertutup cangkang?”. Serta ada ananda devandra (1B) bertanya “bagaimana cara merawat burung lovebird supaya tetap sehat dan berkicau nyaring?”. Dr. Lia pun menjawab semua pertanyaan anak-anak dan saking penasarannya, banyak juga yang berpastisipasi untuk bertanya pada saat live zoom meeting.

Ananda Satria Bintang dinobatkan sebagai peserta yang memiliki hewan peliharaan terunik

Di penghujung acara kita membagikan hadiah yaitu boneka ABIA (boneka simbol Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya). Pemenang boneka ABIA dipilih langung oleh dr. Lia adalah ananda Rajwa (1A) sebagai pemenang pertanyaan terunik dan ananda Satria Bintang (1C) sebagai pemenang memelihara hewan yang unik. Rajwa dan Bintang sangat senang mendapatkan hadiah tersebut. Begitulah kegiatan Puncak tema 7 Kelas 1 SDI Al – Azhar Kelapa Gading Surabaya berjalan dengan lancar. Terima Kasih !!! (Kontributor Lidia Safitri, M.Pd.)